Di tengah derasnya arus globalisasi dan dominasi budaya digital, upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda menjadi sangat mendesak. Terlebih bagi siswa Sekolah Dasar (SD), mengenal dan mencintai warisan budaya bangsa adalah pondasi penting dalam membentuk identitas nasional dan karakter yang berakar pada nilai-nilai luhur bangsa.
Sayangnya, pendekatan konvensional dalam pembelajaran budaya seringkali dianggap membosankan. Di sinilah media visual, khususnya poster edukatif, berperan sebagai jembatan antara pembelajaran dan daya tarik siswa.
Berangkat dari kebutuhan tersebut, dosen dan mahasiswa Telkom University menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Pengenalan Keanekaragaman Budaya Indonesia melalui Pembelajaran Pembuatan Poster Edukatif” di SD Hang Tuah 12 Surabaya. Kegiatan ini menyatukan aspek edukasi, teknologi, dan kreativitas dalam satu model pembelajaran kontekstual yang menyenangkan dan membumi.
Inovasi Visual untuk Edukasi Budaya
Poster bukan sekadar hiasan dinding. Dalam konteks pembelajaran, media ini terbukti mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi melalui ilustrasi, warna, dan desain yang menarik. Khususnya di jenjang SD, di mana siswa cenderung visual dan kinestetik, poster menjadi alat bantu ajar yang sangat efektif.
Lebih dari itu, media poster mendorong siswa untuk berpikir kritis, menggali informasi, dan mengekspresikan kembali hasil belajar mereka secara kreatif. Hal ini sejalan dengan prinsip active learning, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga pencipta pengetahuan.
Digitalisasi Poster di Era Teknologi
Salah satu tantangan dalam kegiatan ini adalah keterbatasan pengetahuan dan akses siswa terhadap perangkat desain digital. Banyak siswa belum familiar menggunakan aplikasi seperti Canva atau software grafis lainnya. Namun, dengan bimbingan guru dan pendampingan mahasiswa, hambatan tersebut justru menjadi peluang untuk mengenalkan literasi teknologi sejak dini.
Siswa dilatih menggunakan aplikasi desain yang ramah anak, disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka. Guru memainkan peran penting sebagai fasilitator: memberikan contoh, membimbing teknis, dan memotivasi siswa untuk menyelesaikan proyek mereka secara mandiri maupun kolaboratif.


Mewarnai Indonesia Lewat Poster Budaya
Dalam pelaksanaan kegiatan, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Masing-masing kelompok diminta membuat poster tentang budaya dari suku tertentu di Indonesia mulai dari pakaian adat, makanan khas, hingga tradisi lokal. Ada yang membuat tentang Batik Jawa, Tari Tor-tor dari Sumatera Utara, hingga Ogoh-Ogoh dari Bali.
Tak hanya menggambar dan mendesain, siswa juga melakukan riset sederhana dengan bantuan guru dan pendamping. Mereka belajar mencari informasi dari buku maupun internet, menyaring data yang relevan, lalu menyusunnya menjadi visual edukatif yang informatif dan menarik.
Poster hasil karya siswa kemudian dipamerkan di lingkungan sekolah. Ini menjadi momen apresiasi yang bukan hanya membanggakan, tetapi juga membangkitkan rasa memiliki terhadap budaya Indonesia.
Menyiapkan Generasi Cinta Budaya dan Melek Teknologi
Kegiatan ini menunjukkan bahwa pengenalan budaya tidak harus bersifat teoritis dan membosankan. Dengan pendekatan kontekstual dan kolaboratif, pembelajaran budaya bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus mendidik.
Dampaknya bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Siswa tidak hanya mengetahui keberagaman budaya Indonesia, tetapi juga belajar menghargainya. Mereka pun dilatih untuk berpikir kreatif, bekerja sama, dan menggunakan teknologi dengan bijak.
Integrasikan Poster dalam Kurikulum Budaya Sekolah
Agar pendekatan ini berkelanjutan, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek seperti pembuatan poster dalam kurikulum. Selain itu, akses terhadap teknologi dan pelatihan bagi guru juga harus ditingkatkan agar semua pihak dapat memanfaatkan potensi media visual secara optimal.
Di tengah era digital, poster edukatif bisa menjadi alat transformasi pendidikan budaya yang tidak hanya relevan, tetapi juga berdampak besar bagi pembentukan karakter siswa sejak dini.
Referensi
- Resmini, S., Satriani, I., & Rafi, M. (2021). Pelatihan penggunaan aplikasi Canva sebagai media pembuatan bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Inggris. Abdimas Siliwangi, 4(2), 335–343.
- Purwanti, K. Y. (2022). Pelatihan pembuatan media pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berbantuan Canva untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa sekolah dasar. Dedikasi Nusantara, 2(1), 45–52.
- Ristiana, E., et al. (2022). Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Canva untuk Guru SD Negeri Mandai Kota Makassar. Jurnal Hasil-Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 71–76.
- Syurmita, S., Anindya, R. S., & Palupi, A. (2023). Pelatihan Pembuatan Poster Digital dengan Aplikasi Canva pada Siswa SD Al Fityan Tangerang. Prosiding SENDAMAS, 3(1), 50–54.
Dokumentasi Kegiatan
- Google Drive: https://drive.google.com/drive/folders/15cTGU8gYtlEhZNn1Xgb_lxbGrd27T0Fg?usp=sharing
- Youtube :https://www.youtube.com/watch?v=1JQuh0of__Y&feature=youtu.be
Tim Sukses Kegiatan
- Dosen Pembimbing: Tanzilal Mustaqim, S.Kom., M.Kom.
- Mahasiswa Pelaksana:
- Muhammad Hafizh Alfajri
- Yesaya Silvarian Cokroaji
- Muhammad Syarif Hidayatulloh
- Andreas Dwi Saputra